Minggu, 19 Juni 2011

UAS PKG

UAS
PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN GURU
Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Pengembangan Kepribadian Guru yang dibina oleh Drs.Ara Hidayat.M.Pd

Description: Logo UIN Bandung Warna.jpg


Oleh :
MOH. WILDAN RAHMAT B Y
208 204 126
PENDIDIKAN KIMIA B


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2011
Nama                                      : MOH. WILDAN RAHMAT B Y
NIM                                         : 208 204 126
Mata Kuliah                          : Pengembangan Kepribadian Guru
Dosen                                     : Ara Hidayat,Drs,M.Pd
Semester/Kelas                     : VI / B


SOAL !!
1.       Jelaskan secara Komprehensif, Mengapa Mata Kuliah Kepribadian Guru (Mata Kuliah Inovatif) perlu dipelajari oleh Semua Mahasiswa Program Studi di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan !
2.      Buatlah resensi hasil diskusi yang anda lakukan, meliputi: Topik bahasan, pertanyaan peserta , temuan dan solusi pembahasan.
3.      Jelaskan Pendapat dan Kritik Saudara, Mengapa Visualisasi Kepribadian, secara sederhana dapat ditelusuri melalui : Namanya, Tempat kelahiranya, Masa kecilnya, Nasabnya, Pekerjaannya, Lingkungan tempat tinggalnya, dan Agamanya.
4.     Jelaskan,dan berikan contoh perbedaan pengembangan Kepribadian menurut Al-Ghazali dengan teori Kepribadian  barat yang dikembangkan  Carl G,Jung / Erich Fromm.
5.      Jelaskan Pemahaman Saudara Tentang Urgensi Kompetensi Personal, Profesional, Sosial, Intelektual dan Spiritual.
6.     Apakah yang dimaksud dengan: Tipologi, dan jelaskan macam-macam tipologi yang anda ketahui, berikut sifat dan potensi yang dimilikinya.
7.      Jelaskan apakah yang dimaksud dengan :
a.     Etika, Etos, dan Kode Etik Guru.
b.     Character, Temperament, Trait, Habit, dan Attitude.
c.      Family educator, Social developer, Social motivator, dan Social innovator.
JAWABAN !!
1.                  Jelaskan secara Komprehensif, Mengapa Mata Kuliah Kepribadian Guru (Mata Kuliah Inovatif) perlu dipelajari oleh Semua Mahasiswa Program Studi di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan !
Sampai kapanpun guru merupakan sebuah sebutan bagi seseorang yang memberikan suatu ilmu kepada anak muridnya, nampaknya kutipan tersebut menjadi sebuah esensi yang melekat dari kata “guru”. Pernyataan tersebut merupakan pernyataan klasik karena sampai detik ini berbagai pandangan terhadap guru semakin berkembang.
            Untuk menjadi seorang guru sekitar tahun 1970-1980’an menjadi suatu pekerjaan yang langka. Hal ini disebabkan sebagian besar pandangan publik menganggap bahwa menjadi seorang guru adalah suatu hal yang hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang pintar, pandangan tersebut memang dianggap sempit. Dampaknya pada era itu pekerjaan guru tidak menjadi pekerjaan yang cukup favorit. Jumlah guru di setiap sekolah pun terbatas.
            Namun ada suatu hal yang unik pada citra guru saat itu, guru dihormati oleh lapisan masyarakat. Hingga pada era 1990’an guru perlahan-lahan mulai mendapat banyak peminatnya. Hal ini disebabkan adanya faktor eksternal dan faktor internal terhadap pergeseran pandangan masyarakat. Faktor ekonomi akibat dampak krisis moneter di Indonesia mengakibatkan sulitnya orang mendapatkan pekerjaan. Sedangkan peluang untuk menjadi seorang guru terbuka lebar karena kuntitas guru di seluruh Indonesi tidak tersebar secara merata. Banyak pelosok-pelosok negeri ini yang masih membutuhkan kinerja seorang guru. Bahkan akhir-akhir ini pemerintah menegaskan bahwa guru bukan hanya sebagai pekerjaan tetapi merupakan sebuah profesi, dan untuk meningkatkan dedikasi terhadap peran seorang guru pemerintah meningkatkan anggaran gaji pokok guru dan berbagai tunjangannya, hal ini menambah motivasi orang untuk menjadi seorang guru.
            Seiring dengan peningkatan kuantitas calon guru tentunya kualitas seorang guru harus meningkat secara integral. Guru modern saat ini dituntut memiliki berbagai lifeskill yang mumpuni agar mendapatkan predikat sebagai guru profesional. Pendidikan di tingkat perguruan tinggi menjadi solusi yang komprehensif untuk menjawabnya. Sebagaimana diterapkan oleh berbagai perguruan tinggi bertitel mahasiswa pendidikan dan nantinya diplot sebagai calon guru perlu adanya suatu mata kuliah yang dapat membentuk seorang guru profesional.
            Mata kuliah pengembangan kepribadian guru menjadi suatu mata kuliah yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa. Seorang mahasiswa yang masih belum terbentuk kepribadian positifnya akan diberikan berbagai materi tentang teori kepribadian dengan tujuan mereka dapat menarik hal positif dari referensi yang mereka pelajari. Menjadi seorang guru profesional diperlukan kepribadian yang mumpuni, tidak mungkin seorang guru memiliki sifat temperamen yang tinggi ataupun terlalu memanjakan muridnya. Seorang guru harus menjadi seorang yang berwibawa dan berkharisma tentunya hal itu tidak dapat diperoleh hanya dengan pengalaman saja pendidikan pun perlu dilakukan. Jika seorang guru yang sudah profesional dengan kepribadian yang baik maka siswa pun akan merasa nyaman dengan guru tersebut

2.                Buatlah resensi hasil diskusi yang anda lakukan, meliputi: Topik bahasan, pertanyaan peserta , temuan dan solusi pembahasan.
Etika, Etos dan Kode Etik Guru
Pembahasan :
®    Etika Kerja
Etika adalah suatu displin filosofis yang berkenaan dengan perilaku manusia dan perbuatan bermoral. Dalam dunia kerja etika sangat diperlukan sebagai landasan perilaku kerja dari para pekerja. Etika kerja biasanya dirumuskan atas kesepakatan para pendukung perkerjaan itu dengan mengacu pada sumber-sumber nilai moral tersebut diatas. Rumusan etika kerja yang disepakati bersama itu disebut sebagai kode etik.
®    Etos Kerja
Kata ”Etos” bersumber dari pengertian yang sama dari etika, yaitu sumber-sumber nilai yang dijadikan rujukan pemilihan dan keputusan prilaku (Surya dkk, 2000 : 4,57). Etos kerja lebih merujuk kepada kualitas kepribadian pekerja yang tercermin dalam unjuk kerja secara utuh. Etos kerja lebih merupakan kondisi internal yang mendorong dan mengendalikan prilaku pekerja kearah terwujudnya kualitas kerja tertentu. Sebagai suatu kondisi internal, etos kerja mengandung beberapa unsur antara lain :
o  Disiplin kerja
o  Sikap terhadap perkerjaan.
o  Kebiasaan-kebiasaan berkerja.
o  Loyalitas Kerja
Loyalitas kerja merupakan kondisi internal dalam bentuk komitmen dan pekerja untuk mengikuti pihak yang mempekerjakannya. Bagi guru, loyalitas kerja itu diarahkan kepada dunia pendidikan sesuai dengan sistem pendidikan nasional. Sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, pendidikan nasional menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mengembangkan dan melaksanakannya.
®    Kode Etik
Secara etimologis, kode etik berarti pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Dengan kata lain, kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis sebagai pedoman berprilaku. Etis berarti sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang dianut oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu).
Dalam konteks “Profesi Keguruan” makna kode etik dapat dirumuskan sebagai berikut. Kode etik adalah ketentuan-ketentuan moral yang digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan tugas profesi.
Pertanyaan :
                    i.               Apakah etika seorang guru disetiap daerah berbeda-beda?apakah ada hubungannya dengan budaya?
Jawab : sebagaimana pengertian dari etika itu sendiri yang berarti suatu displin filosofis yang berkenaan dengan perilaku manusia dan perbuatan bermoral. Sedangkan kode etik adalah ketentuan-ketentuan moral yang digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan tugas profesi.
                 Dari pengertian keduanya kita dapat mengetahui bahwa suatu etika disetiap daerah berbeda-beda sesuai dengan tatanan kesopanan yang berlaku didaerah tersebut. Dan tentunya budaya sangat berperan penting dalam hal itu
                   ii.               Apa perbedaan antara etika dan kode etik??
Jawab : etika adalah suatu displin filosofis yang berkenaan dengan perilaku manusia dan perbuatan bermoral. Sedangkan kode etik adalah pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.
                 Dari pengertian yang telah diuraikan diatas, kita dapat mengetahui secara jelas perbedaan antara etika dan kode etik etikan hanya berupa filosofi sedangkan dengan kode etik yaitu berupa pedoman yang pasti dan telah ditentukan. Pelanggaran kode etik dapat mendapatkan sangsi karena itu merupan aturan dan pedoman yang harus dan wajib dilakukan dalam menjalani suatu profesi.
3.                  Jelaskan Pendapat dan Kritik Saudara, Mengapa Visualisasi Kepribadian, secara sederhana dapat ditelusuri melalui : Namanya, Tempat kelahiranya, Masa kecilnya, Nasabnya, Pekerjaannya, Lingkungan tempat tinggalnya, dan Agamanya.
Menurut penapat saya visualisasi kepribadian dapat dilihat melalui nama, tempat lahir, masa kecilnya, lingkungan, dan agamanya karena semua hal itu merupakan beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian seseorang. Sebagian besar kepribadian yang dimiliki oleh seseorang merupakan cetakan dan bentukan dari lingkunganya. Misalnya kepribadian yang ditanamkan orangtua nya. Walaupun tidak sepenuhnya semua ranah tersebut berpengaruh tapi hal tersebut merupakan pembentuk kepribadian paling kuat.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kepribadian :
1. Faktor genetik
Dari beberapa penelitian bayi-bayi baru lahir mempunyai temperamen yang berbeda. Perbedaan ini lebih jelas terlihat pada usia 3 bulan. Perbedaan meliputi: tingkat aktivitas rentang atensi, adaptabilitas pada perubahan lingkungan. Sedangkan menurut hasil riset tahun 2007 kazuo Murakami di Jepang menunjukan bahwa gen Dorman bisa distimulasi dan diaktivasi pada diri seseorang dalam bentuk potensi baik dan potensi buruk.
2. Faktor lingkungan
Perlekatan (attachment): kecenderungan bayi untuk mencari kedekatan dengan pengasuhnya dan untuk merasa lebih aman dengan kehadiran pengasuhnya dapat mempengaruhi kepribadian.
3. Faktor stimulasi gen dan cara berpikir
Kepribadian sepenuhnya dikendalikan oleh gen yang ada dalam sel tubuh manusia. Gen tersebut ada yang bersipat Dorman (tidur) atau tidak aktip dan yang bersipat aktip. Bila kita sering menyalakan gen yang tidur dengan cara positif thinking maka kepribadian dan nasib kita akan lebih baik. Jadi genetik bukan sesuatu yang kaku, permanen dan tidak dapat dirubah.

  1. Jelaskan,dan berikan contoh perbedaan pengembangan Kepribadian menurut Al-Ghazali dengan teori Kepribadian  barat yang dikembangkan  Carl G,Jung / Erich Fromm.

§  Struktur Kepribadian Ghazali (Gh):
a.       nafsu (impuls primitif) ,
b.      akal (realistik rasionalistik) dan
c.       kalbu (spiritual)

§  2. Fromm (Fr): Lima struktur kebutuhan jiwa yaitu :
a.       relasi,
b.      transendensi,
c.       keberakaran,
d.      identitas,
e.       orientasi.

Landasan Teoritis Gh: Konsep teosentris berdasarkan Al-Qur’an dan Sunah melalui metode tasawuf Fh: Konsep yang antroposentris dengan penekanan pada faktor kebudayaan dan perubahan sosial Fromm mengedepankan aspek kemanusiaan, sedangkan Al-Ghazali disamping aspek kemanusiaan juga peran Tuhan.
Tujuan Gh: Membentuk individu yang memiliki konsistensi iman, islam, ibadah dan mu’amalah untuk mendapat ridla Allah Fr: Menciptakan komunitas masyarakat sehat Fromm berorientasi humanistik sosial, sedangkan Al-Ghazali humanistik spiritual.
Hereditas Gh: Faktor keturunan sebagai salah satu penentu kepribadian Fr: Faktor keturunan sebagai salah satu penentu kepribadian Berpandangan sama mengenai peranan faktor hereditas.
Keunikan Gh: Konsep kepribadian Muthmainnah Fr: Konsep kepribadian yang antroposentris, humanis, dan sosialis Kalbu sebagai struktur tertinggi yang mampu mengendalikan semua sistem kepribadian.
Lingkungan psikologis Gh: Keluarga dan interaksi sosial Fr: Kebudayaan dan perubahan sosial Sama-sama memandang adanya pengaruh lingkungan terhadap kepribadian.
Kompleksitas mekanisme Gh: Mekanisme sistem kalbu, akal, dan nafsu Fr: Mekanisme sistem kebutuhan jiwa Fromm menekankan aspek kebutuhan psikologis, Al-Ghazali mengedepankan komponen psikis.
Kepribadian ideal Gh: Kepribadian Muthmainah yang mengantarkan manusia pada eksistensi sebenarnya sebagai hamba Allah Fr: Kepribadian yang memiliki orientasi produktif yang mampu memenuhi kebutuhan jiwanya Perbedaan yang menonjol adalah pada ada tidaknya aspek spiritualitas dalam kepribadian.
5.                       Jelaskan Pemahaman Saudara Tentang Urgensi Kompetensi Personal, Profesional, Sosial, Intelektual dan Spiritual.
Kompetensi kepribadian adalah “kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik”. Surya (2003:138)
Personal dan Intelektual
Personal, yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik. Kompetensi personal ini mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri. Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi :
®  pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama,
®  pengetahuan tentang budaya dan tradisi.
®  pengetahuan tentang inti demokrasi.
®   pengetahuan tentang estetika.
®   memiliki apresiasi dan kesadaran social.
®   memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan,
®  setia terhadap harkat dan martabat manusia.
Sedangkan kompetensi guru secara lebih khusus lagi adalah bersikap empati, terbuka, berwibawa, bertanggung jawab dan mampu menilai diri pribadi. Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuan personal guru, mencakup (1) penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya, (2) pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang guru, (3) kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya. Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi personal mengharuskan guru memiliki kepribadian yang mantap sehingga menjadi sumber inspirasi bagi subyek didik, dan patut diteladani oleh siswa.Berdasarkan uraian di atas, kompetensi kepribadian guru tercermin dari indikator (1) sikap, dan (2) keteladanan.
kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik. Kompetensi personal ini mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri.
Profesional,
 kompetensi profesional adalah “kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam”. Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional. Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya. Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapatAsian Institut for Teacher Education, mengemukakan kompetensi profesional guru mencakup kemampuan dalam hal (1) mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan baik filosofis, psikologis, dan sebagainya, (2) mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai dengan tingkat perkembangan perilaku peserta didik, (3) mampu menangani mata pelajaran atau bidang studi yang ditugaskan kepadanya, (4) mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai, (5) mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas belajar lain, (6) mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pengajaran, (7) mampu melaksanakan evaluasi belajar dan (8) mampu menumbuhkan motivasi peserta didik. Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuan profesional mencakup (1) penguasaan pelajaran yang terkini  atas penguasaan bahan yang harus diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan bahan yang diajarkan tersebut, (2) penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan, (3) penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa. Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi profesional mengharuskan guru memiliki pengetahuan yang luas dan dalam tentang subject matter (bidang studi)  yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi yaitu menguasai konsep teoretik, maupun memilih metode yang tepat dan mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar.Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi profesional meliputi (1) pengembangan profesi, pemahaman wawasan, dan penguasaan bahan kajian akademik.Pengembangan profesi meliputi (1) mengikuti informasi perkembangan iptek yang mendukung profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah, (2) mengalihbahasakan buku pelajaran/karya ilmiah, (3) mengembangkan berbagai model pembelajaran, (4) menulis makalah, (5) menulis/menyusun diktat pelajaran, (6) menulis buku pelajaran, (7) menulis modul, (8) menulis karya ilmiah, (9) melakukan penelitian ilmiah (action research), (10) menemukan teknologi tepat guna, (11) membuat alat peraga/media, (12) menciptakan karya seni, (13) mengikuti pelatihan terakreditasi, (14) mengikuti pendidikan kualifikasi, dan (15) mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.Pemahaman wawasan meliputi (1) memahami visi dan misi, (2) memahami hubungan pendidikan dengan pengajaran, (3) memahami konsep pendidikan dasar dan menengah, (4) memahami fungsi sekolah, (5) mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal proses dan hasil belajar, (6) membangun sistem yang menunjukkan keterkaitan pendidikan dan luar sekolah.Penguasaan bahan kajian akademik meliputi (1) memahami struktur pengetahuan, (2) menguasai substansi materi, (3) menguasai substansi kekuasaan sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan siswa.Berdasarkan uraian di atas, kompetensi profesional guru tercermin dari indikator (1) kemampuan penguasaan materi pelajaran, (2) kemampuan penelitian dan penyusunan karya ilmiah, (3) kemampuan pengembangan profesi, dan (4) pemahaman terhadap wawasan dan landasan pendidikan
Sosial dan Spiritual
kompetensi sosial adalah “kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar”. Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial.Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, menjelaskan kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik, membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Untuk dapat melaksanakan peran sosial kemasyarakatan, guru harus memiliki kompetensi (1) aspek normatif kependidikan, yaitu untuk menjadi guru yang baik tidak cukup digantungkan kepada bakat, kecerdasan, dan kecakapan saja, tetapi juga harus beritikad baik sehingga hal ini bertautan dengan norma yang dijadikan landasan dalam melaksanakan tugasnya, (2) pertimbangan sebelum memilih jabatan guru, dan (3) mempunyai program yang menjurus untuk meningkatkan kemajuan masyarakat dan kemajuan pendidikan. Johnson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi sosial mengharuskan guru memiliki kemampuan komunikasi sosial baik dengan peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota masyarakat.Berdasarkan uraian di atas, kompetensi sosial guru tercermin melalui indikator (1) interaksi guru dengan siswa, (2) interaksi guru dengan kepala sekolah, (3) interaksi guru dengan rekan kerja, (4) interaksi guru dengan orang tua siswa, dan (5) interaksi guru dengan masyarakat.

6.                  Apakah yang dimaksud dengan: Tipologi, dan jelaskan macam-macam tipologi yang anda ketahui, berikut sifat dan potensi yang dimilikinya.
Tipologi kepribadian berdasarkan dari Hipocrates dan Galenus yang didasarkan pada banyaknya cairan-cairan dalam tubuh individu. tipologi tersebut adalah sebagai berikut :
a.      Kholeris
Memiliki sifat dasar yang selalu optimis serta memiliki pola pikir untuk mencapai cita-cita yang tinggi. emosi yang dimilikinya yaitu : tidak tenang, mudah marah, lekas bereaksi negatif, hatinya mudah terbakar, selalu enerjik serta selalu fanatik. orang yang memiliki kepribadian kholeris selalu ingin berprestasi tinggi, mau menang sendiri serta memiliki sifat egoismenya kuat. orang kholeris kurang toleran, kurang kepercayaan kepada orang lain, dan selalu gelisah bila tidak berkuasa.
b.      Melankolis
Sifat-sifat khasnya yaitu selalu pesimistis, mudah kecewa, murung (muram) selalu merasa tertekan, kurang bergairah serta cengeng dan rendah diri
c.       Pleghmatis
Sifat dasarnya yaitu : selalu tenang. sifat perasaanya : tidak pernah tegang, dingin (kurang kepedulian), selalu sabar dan tidak pernah lekas panik, tidak mudah dipengaruhi (berprinsip) serta tidak mudah tersinggung. orang-orang pleghmatis memiliki sifat sosial sebagai berikut : tingkat penyesuaian sosialnya agak lambat, selalu berhati-hati (berusaha untuk tidak ceroboh), suka bekerja dan memiliki semangat yang stabil, selalu menetapi janji, dan selalu bersikap jujur.
d.      Sanguinis
saifat perasaanya yaitu selalu periang namun selalu berganti haluan. sifat perasaannya yaitu : peka, mudah terseret arus, tidak takut resiko (selalu berusaha mengambil kesempatan yang ada). memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, mudah puas atas segala sesuatu yang telah dilakukan walaupun berbeda pendapat dengan orang lain. orang dengan tipe sanguinis cepat bereaksi terhadap sesuatu tetapi mudah luntur, kurang teratur dalam melaksanakan seuatu, kurang teliti serta cepat menyesuaikan diri.
7.                  Jelaskan apakah yang dimaksud dengan :
a)      Etika, Etos, dan Kode Etik Guru.
b)      Character, Temperament, Trait, Habit, dan Attitude.
c)      Family educator, Social developer, Social motivator, dan Social innovator.

a.      Etika,
Etika adalah suatu displin filosofis yang berkenaan dengan perilaku manusia dan perbuatan bermoral. Dalam dunia kerja etika sangat diperlukan sebagai landasan perilaku kerja dari para pekerja. Etika kerja biasanya dirumuskan atas kesepakatan para pendukung perkerjaan itu dengan mengacu pada sumber-sumber nilai moral tersebut diatas. Rumusan etika kerja yang disepakati bersama itu disebut sebagai kode etik.

Etos,
Etos kerja merupakan semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang dalam mengmban tugas sebagai guru IPA, yaitu membangun suasana ilmiah, dan membangun makna melalui interaksi sosial dan personal, memberi kesempatan siswa menginternalisasi cara IPA diperoleh, substansi ilmu pengetahuan alam, dan penerapan dalam kehiduan sehari-hari

Kode Etik Guru.
Kod etika adalah aturan-aturan yang disepakati bersama oleh ahli-ahli yang mengamalkan kerjaya tertentu seperti guaman, keguruan, pengubatan dan sebagainya.

b.      Character, Temperament, Trait, Habit, dan Attitude.
Ada beberapa kata atau istilah yang oleh masyarakat diperlakukan sebagai sinonim kata personality, namun ketika istilah-istilah itu dipakai di dalam teori kepribadian diberi makna berbeda-beda. Istilah yang berdekatan maknanya antara lain:
o   Personality (kepribadian); penggambaran perilaku secara deskriptif tanpa memberi nilai (devaluative)
o   Character (karakter); penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secara ekspilit maupun implisit.
o   Disposition (watak); karakter yang telah dimiliki dan sampai sekarang belum berubah.
o   Temperament (temperament); kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan biologic atau fisiologik, disposisi hereditas.
o   Traits (sifat); respons yang senada (sama) terhadap kelompok stimuli yang mirip, berlangsung dalam kurun waktu yang (relatif) lama.
o   Type-Attribute (ciri): mirip dengan sifat, namun dalam kelompok stimulasi yang lebih terbatas.
o   Habit (kebiasaan): respon yang sama cenderung berulang untuk stimulus yang sama pula

c.       Family educator, Social developer, Social motivator, dan Social innovator.
o   Peran Guru Sebagai Family Educator
Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.


o   Peran Guru Sebagan Social Developer
Peranan guru sebagai pengembang dan pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya.
o   Peran Guru Sebagai Social Motivator
Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
o   Peran Guru Sebagai Social Innovator
 Peran guru sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar